Om namā bhujanggā bħuddayā.

Om awighnam astu namā śidyam. Om prânamyam sirā sang widyam, bhukti bhukti hitartwatam, prêwaksyā tatwam widayah, wişņu wangsā pādāyā śiwanêm, sirā ghranā sitityam waknyam. Rajastryam mahā bhalam, sāwangsanirā mongjawam, bhupa-lakam, satyamloka. Om namadewayā, pānamaskaraning hulun, ri bhatarā hyang mami. Om kara panga bali puspanam. Prajā pasyā. nugrah lakam, janowa papā wināsayā, dirgha premanaming sang ngadyut, sembahing ngulun ri sanghyang bhumi patthi, hanugrahaneng hulun, muncar anākna ikang tatwa, prêtthi entananira sang bhujanggā wişņawa, tan katamanan ulun hupadrawa, tan kêneng tulah pāmiddi, wastu pari purņā hanmu rahayu, ratkeng kulā warggā sāntanannirā, mamastu jagatitayā. Ong namasiwaya, ong nama bhuddayā. Om namā bhujanggā bħuddayā.

Senin, 11 Oktober 2010

SAMBUTAN KETUA UMUM MONCOL PUSAT MAHA WARGA BHUJANGGA WAISNAWA

SAMBUTAN KETUA UMUM MONCOL PUSAT
MAHA WARGA BHUJANGGA WAISNAWA
PADA
ACARA PEMBUKAAN MAHASABHA II
Tanggal : 10 Oktober 2010


Om Swastyastu,
1. Singgih Ratu Ida Rsi Nabe sane dahat sucian tityang;
2. Ratu Ida Rsi Bhujangga Waisnawa se-jebag Bali taler sane sucian tityang;
3. Penglingsir Puri se-jebag Bali sane subaktinin tityang.
4. Yang terhormat Bapak Gubernur Bali;
5. Yang kami hormati :
- Bapak Ketua DPRD Provisi Bali,
- Bapak Panglima KODAM IX/Udayana
- Bapak Kapolda Bali;
- Bapak Kepala Kejaksaan Tinggi Bali;
- Kepala Pengadilan Tinggi Denpasar;
- Bapak Wali Kota Denpasar serta Bapak dan Ibu Bupati se-Bali;
- Bapak Ketua DPRD Kabupaten Kota se-Bali
- Ketua PHDI Provinsi Bali dan Ketua PHDI Kabupaten / Kota se-Bali
- Para undangan lainnya yang kami hormati pula,
- Peserta dan Peninjau Mahasabha II Maha Warga Bhujangga Waisnawa sekalian yang berbahagia.
Mengawali sambutan ini ijinkanlah saya mengajak kita semua memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) karena atas Asung Kertha Wara Nugraha-Nya kita semua diberikan kesehatan sehingga bisa hadir di tempat ini dalam keadaan sehat walafiat. Selanjutnya selaku Ketua Umum Moncol Pusat Maha Warga Bhujangga Waisnawa saya menyampaikan rasa hormat dan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada semua undangan yang telah berkenan hadir pada acara pembukaan Mahasabha II kali ini. Kehadiran Bapak dan Ibu semua sungguh suatu kehormatan bagi kami.

Bapak Gubernur dan para undangan sekalian,
Mahasabha yang kami gelar ini selain sebagai ajang konsolidasi organisasi pasemetonan Bhujangga Waisnawa, seperti yang diamanatkan oleh Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang kami miliki, juga sebagai upaya penataan organisasi dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen modern. Dalam forum Mahasabha inilah kami Maha Warga Bhujangga Waisnawa belajar mengaktualisasikan nilai-nilai demokrasi, transfaransi, dan akuntabilitas itu. Semoga proses pembelajaran ini akan membawa dampak terhadap kemajuan praktek demokrasi di Negara Republik Indonesia yang kita cintai ini. Hal ini kami anggap penting karena jika kita masih bertahan pada pola manajemen tradisional dalam pengelolaan organisasi, pastilah kita akan stagnan dan semakin ditinggal oleh zaman. Karena itulah kemudian kami Maha Warga Bhujangga Waisnawa mencoba membuat tatanan baru dalam organisasi keluarga kami, salah-satunya dengan cara menggelar forum Mahasabha ini. Mahasabha ini kami harapkan akan mampu menghasilkan keputusan-keputusan strategis dalam memajukan organisasi keluarga kami.
Selanjutnya pada kesempatan yang baik ini ijinkanlah saya menyampaikan beberapa hal kehadapan Bapak Gubernur, Bapak / Ibu Bupati, para Penglingsir Puri, Ketua PHDI se-Bali, dan Undangan sekalian, tentang keberadaan dan komitmen Maha Warga Bhujangga Waisnawa sebagai berikut :

Pertama : Secara kuantitas jumlah keluarga kami sampai saat ini sudah mencapai 45.000 KK lebih. Keberadaan mereka tersebar di semua Kabupaten / Kota di Bali bahkan sampai di Lampung, Sulawesi, Jawa Timur, NTB, dan Daerah-daerah lainnya di Idonesia. Serta ada pula yang sekarang berdomisili di Negera lain. Sedangkan jumlah Sulinggih (Ida Rsi) yang bertugas melayani Umat masih sangat terbatas, sampai saat ini kami baru memiliki 45 Sulinggih yang setia melayani semua Umat Hindhu di Bali bahkan sampai ke luar Daerah. Keterbatasan jumlah Sulinggih yang kami miliki, telah diupayakan dengan melakukan Kursus Calon Pemangku dan Sulinggih sampai empat angkatan bekerjasama dengan Dirjen Bimas Hindhu Kementrian Agama RI, Kanwil Kemnterian Agama Provinsi Bali, PHDI Bali, IHD, dan UNHI. Dari hasil kurus tersebut, tidak kurang dari 20 orang yang sudah siap melakukan upacara pediksan.

Kedua : Adapun yang menjadi focus aktifitas Maha Warga Bhujangga Waisnawa ke depan adalah menuntaskan persoalan-persoalan yang menyangkut kesejahteraan umat yang diarahkan untuk mengentaskan kemiskinan, yaitu diantaranya membuat aktivitas ekonomi dalam segala bentuk, seperti : mendirikan lembaga Koperasi, Usaha Pertanian terpadu, UMKM, Aktivitas jasa perdagangan, dll.

Ketiga : Maha Warga Bhujangga Waisnawa pada kesempatan ini juga ingin menyampaikan komitmen kami mendukung semua program pemerintah. Dan kami siap bersama-sama komponen masyarakat lainnya untuk ikut melaksanakan pembangunan di segala bidang. Terutama mendukung kebijakan Pemerintah Provinsi Bali tentang ”Bali Go Green”, karena kebijakan ini kami anggap sangat sejalan dengan ajaran dan tugas-tugas Kebhujanggan.

Hadirin sekalian yang kami hormati,
Jika kita cermati kehidupan di zaman kekinian ini maka kami melihat ada beberapa fenomena menarik, khususnya menyangkut praktek kehidupan ber-Agama di Tanah Air kita ini. Fenomena itu bisa jadi sebagai sebuah persoalan serius yang harus kita pikirkan bersama untuk dicarikan jalan keluarnya.

Pertama : Adanya degradasi pemahaman ”Tatwa Agama”. Lihatlah misalnya akibat tuntutan zaman ini diantara kita ternyata sudah tidak banyak lagi yang paham makna dari upakara dan upacara yang kita lakukan dalam prosesi persembahyangan, sehingga lebih terkesan hanya sebagai ritual belaka.

Kedua : Adanya praktek-praktek yang mengarah kepada komersialisasi Agama. Hal ini nampak pada pembuatan sarana upakara yang cenderung berlebih-lebihan. Sarana upakara itu tidak lagi menekankan pada pemaknaan simbolis, melainkan lebih menonjolkan wujud (perfomance) kebendaannya yang mengabaikan aspek efesiensi. Demikian juga praktek jual-beli sarana upakara telah menjadi bagian dari kehidupan Umat Hindhu saat ini yang di dalamnya berlaku hukum bisnis.

Ketiga : Adanya kecendrungan prilaku masyarakat yang hendak mengaburkan antara ranah Agama dengan ranah Politik. Ajaran Agama yang suci itu sering mendapat muatan-muatan politik praktis yang berorientasi kekuasaan. Sehingga loyalitas Agama menjadi identik dengan loyalitas politik. Hal ini tentu tidak boleh kita biarkan terus berlangsung, karena tujuan Agama pastilah tidak sama dengan tujuan politik itu.
Menurut hemat kami itulah 3 (tiga) persoalan besar yang dihadapi oleh Umat Hindhu saat ini. Kami Maha Warga Bhujangga Waisnawa akan mencoba merumuskan jawaban atas persoalan-persoalan tersebut dalam forum Mahasabha ini.


Peserta dan Peninjau Mahasabha yang saya cintai,
Sungguh suatu kebahagiaan yang tak ternilai harganya bagi kita semua karena saat ini kita sebagai keluarga yang tergabung dalam wadah pasemetonan “Maha Warga Bhujangga Waisnawa” kembali bisa berkumpul dalam suasana yang penuh kekeluargaan yang dilandasi rasa saling asah, asih, dan asuh. Moment ini, seperti komitmen kita 5 (lima) tahun yang lalu di tempat ini pula, kita akan terus adakan setiap 5 (lima) tahun sekali yang kita jadikan ajang konsolidasi dan evaluasi dalam rangka menata organisasi keluarga.
Zaman terus berubah seiring perjalanan waktu, sehingga tidak ada lagi waktu buat kita untuk mempertajam segala perbedaan yang ada, kecuali kita satukan langkah dan kekuatan untuk menghadapi tantangan zaman ke depan. Maha Warga Bhujangga Waisnawa sebagai komunitas yang tak terpisahkan dari Umat Hindu dan sebagai bagian integral dari Bangsa Indonesia sudah saatnya untuk menyumbangkan pikiran dan karyanya demi kemajuan peradaban Umat Manusia di muka Bumi ini. Dengan berbekal semangat demikianlah, saya harapkan, para Peserta dan Peninjau Mahasabha II Maha Warga Bhujangga Waisnawa bermusyawarah dalam forum Mahasabha ini. Sehingga keputusan-keputusan yang dihasilkan dalam forum Mahasabha II ini bukan saja berdampak positif terhadap kemajuan keluarga, tetapi juga memberi ekses terhadap kemajuan Umat Hindhu, Bangsa Indonesia, dan Umat Manusia secara keseluruhan. Tantangan yang paling berat dihadapi oleh Umat manusia saat ini adalah persoalan kebodohan dan kemiskinan, maka saya kira, segala sumber daya yang kita miliki saat ini harus diarahkan untuk memerangi kedua hal tersebut.
Selaku Ketua Umum Moncol Pusat Maha Warga Bhujangga Waisnawa saya menyampaikan penghar-gaan dan terimakasih kepada Panitia Mahasabha II, karena telah bekerja keras memfasilitasi acara kita. Tanpa kerja keras mereka pastilah kita tidak akan bisa berkumpul di tempat ini. Saya tahu mereka semua bekerja dilandasi sikap profesionalisme dan semangat, serta ketulusan hati untuk kemajuan keluarga kita. Karena itulah mari kita hargai kerja keras mereka dengan mengikuti acara Mahasabha II ini dengan sungguh-sungguh.
Saya juga ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu, baik secara moril maupun materiil, sehingga acara Mahasabha II Maha Warga Bhujangga Waisnawa ini dapat terselenggara dengan baik, aman, dan lancar.
Sebelum saya mengakhiri sambutan ini, dengan hormat kami mohon kesediaan Bapak Gubernur Bali untuk memberikan sambutan dan arahan kepada kami seluruh Peserta dan Peninjau Mahasabha, yang nantinya akan kami jadikan bekal dalam proses pengambilan keputusan organisasi. Dan pada saatnya nanti mohon pula Bapak Gubernur berkenan membuka acara Mahasabha II Maha Warga Bhujangga Waisnawa ini secara resmi. Atas kesediaan Bapak Gubernur kami atas nama keluarga mengucapkan terimakasih.
Akhirnya, kepada seluruh Peserta dan Peninjau Mahasabha II saya sampaikan, “selamat bermusya-warah”, semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan para Leluhur menuntun pikiran, perkataan dan perbuatan kita dalam membuat keputusan-keputusan strategis.
Sekian sambutan saya, atas perhatian hadirin sekalian, saya ucapkan terimakasih.

Om Shanti…., Shanti….., Shanti……, Om.



Moncol Pusat
Maha Warga Bhujangga Waisnawa
Ketua,




Gr. Mayjen (Purn) I Ketut Wirdhana